Powered By Blogger

Jumat, 30 Oktober 2009

proses masuknya islam di indonesia


BAB I 
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah pendidikan merupakan hal yang paling menarik untuk diperbincangkan karena selalu kisi-kisi yang membuat perhatian kita terseletif terhadap pertumbuhan dan perkembangan Islam baik secara umum maupun pendidikan Islam di Indonesia pada khususnya, sehingga hal yang demikian dapat menganalis kembali ilmu sejarahwan, sesuai dengan istilah jasmirah (jangan sekali-kali melupakan sejarah) maka dari judul yang diberikan dalam penugasan ini sangat mempengaruhi pada perkembangan keilmuan kita khususnya dalam bidang sejarah pendidikan Islam.  
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan yaitu sebagai berikut: 
a. Bagaimana proses masuknya Islam di Indonesia? 
b. Bagaimana perkembangan Islam di Indonesia?
c. Bagaimana kebijakan pemerintah Belanda dan Jepang dalam pendidikan Islam?
d. Bagaimana kebijakan pemerintah RI dalam perkembangan dan pertumbuhan pendidikan Islam?  


C. Tujuan Penelitian 
Tujuan masalah ini sebagai sarana sekaligus suatu arah dalam menjalankan tugas. Maka berdasarkan pada rumusan masalah dapat dibuat tujuan masalah yaitu sebagai berikut:
a. Penulis ingin mengetahui dan memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia 
b. Agar dapat memenuhi tuntunan dari Tri Dharma tinggi khususnya dharma pendidikan Islam
c. Untuk mengetahui tugas mata kuliah sejarah pendidikan  



BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Proses Masuknya Islam di Indonesia 
Melacak sejarah masuknya Islam ke Nusantara bukanlah hal mudah. Ada beberapa pendapat yang hingga kini masih diperdebatkan. Setidaknya ada tiga pendapat yang menjelaskan tentang kedatangan Islam ke Nusantara. Diantara pendapat tersebut adalah pendapat Snouck Hurgronje yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari wilayah-wilayah di anak benua India. Tempat-tempat seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar merupakan asal masuknya Islam. Pendapat tersebut didasarkan pada tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai Arab ada pada Islam pada masa-masa awal, yakni pada abad ke 12 atau 13. Pendapat ini juga didukung dengan hubungan yang sesiduah terjalin lama antara wilayah Nusantara dengan daratan hindia.
Pendapat kedua adalah pendapat yang menyatakan bahwa tanah Persia merupakan tempat awal Islam datang ke Nusantara pendapat ini didasarkan pada kesamaan budaya yang dimiliki kelompok masyarakat Islam di Indonesia dengan penduduk Persia, misalnya tentang 10 Muharram yang dijadikan sebagian hari peringantan wafatnya Hasan dan Husain cucu Nabi Rasulullah selain itu, di Sumatara Bara ada pula tradisi Tabut, yang berarti Kerada, juga untuk memperingati Hasan dan Husain. Pendapat ini menyakini bahwa Islam masuk ke wilayah Nusantara pada sekitar abad ke-13. Wilayah pertama dijamah adalah samudara pasai. 
Berbeda dengan pendapat sebelumnya pendapat terakhir ini menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia datang langsung datang dari Mekkah dan Madinah. Waktu kedatangannya tidak pada ke-12 atau ke-13, melainkan pada awal abad ke-7. Menurut pendapat ini, bahwa Islam telah masuk ke Indonesia pada awal Hijriyah, bahkan pada masa pemerintahan khulafaurrasyidin. 
Menurut pendapat ini, bahwa menjelang seperempat abad ke-7 sudah berdiri perkampungan Arab Muslim di pesisir pantai Sumatara. Di perkampungan ini orang-orang Arab bermukim dan menikah dengan penduduk local dan membentuk komunitas-komunitas Muslim. Sebuah literatur kuno Arab yang ditulis oleh Buzurg Bin Sharhrial Arram Hurmuzi pada Tahun 1000 memberikan gambaran ada perkampungan-perkampungan Muslim yang terbangun di wilayah kerajaan Sriwijaya. Hubungan Sriwijaya dengan kekhalifahan Islam di Timur tengah terus berlanjut hingga masa khalifah Umar bin Abdul Aziz. 
Tak diketahui Sri Invdravarman selanjutnya memeluk Islam atau tidak. Meski demikian, hubungan dan pemerintahan Islam di Arab menjadi penanda babak baru Islam di Indonesia. Jika awalnya Islam masuk memainkan hubungan ekonomi dan dagang maka telah berkembang menjadi hubungan politik keagamaan. Dan pada kurun waktu ini juga, Islam mengawali kiprahnya memasuki kehidupan raja-raja dan kekuasaan di wilayah-wilayah Nusantara. 
 
B. Perkembangan Islam di Indonesia 
1. Perkembangan Islam di Sumatera
Di Sumatara abad XIII-XV M telah berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan samudra Pasai terletak di Kampung Samudra tepi sungai Pasai berturut-turut sebagai berikut: (1) Sultan Al-Malikus Shaleh, (2) Sultan Al-Malikuz Zahir I, (3) Sultan Al-Malikuz Zahir II, (4) Sultan Zainal Abidin, (5) Sultan Iskandar. 
Adanya jalur perhubungan dengan Gujarat menyebabkan perdagangan Samudra Pasai mengalami perkembangan. Samudra Pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di India. Maka dengan hubungan itu perkembangan Islam semakin bertambah pesat. 
2. Perkembangan Islam di Jawa
Jalur perhubungan antara Pasai Malaka di satu pihak dengan Jawa di lain pihak sangat lancar. Banyak pedagang dari Jawa berdagang ke Pasai dan Malaka. Sebaliknya bamyak pula pedagang dari Pasai dan Malaka berdagang ke Jawa sambil berdakwah menyebarkan agama Islam. Bahkan banyak pula ulama berdatangan ke Jawa untuk menyebabkan agama Islam Islam di kota-kota yang masih dikuasai kerajaan Hindu.  
3. Perkembangan Islam di Sulawesi
Pelabuhan Gersik di Jawa Timur pada abad XVI mempunyai arti penting dalam perdagangan penyebaran agama Islam. Tidak jauh dari situ berdiamlah Sunan Giri. Salah seorang Wali Songo yang cukup banyak jasanya dalam pemerintahan Giri dan penyebaran agama Islam.
Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi santri dari luar Jawa seperti dari ternate, Hitu dan lain-lain. Beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara. Para pedagang dan nelayan yang telah mendapatkan ajaran Islam di Giri setelah kembali ke daerahnya berusaha menyebarkan agama Islam, termasuk para pedagang dari Makassar dan Bugis. 
Di Sulawesi pada abad XVII telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo, penduduk tidak sedikit yang telah memeluk agama Islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate dalam rangka menghadapi pertogis. Pada permulaan abad XVII raja-raja Gowa dan Tallo telah masuk Islam, seperti raja Gowa Deang Manrabaia dan Raja Tallo yang bergelar Sultan Abdullah.  
4. Perkembangan Islam di Kalimantan 
Pada abad XVII islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590 kerajaan Sukadana resmi menjadi Giri Kusuma, setelah di gantikan putranya, Sultan Mahmud Syarifuddin. Beliau banyak berjasa dalam mengembangkan ajaran islam karena bantuan seorang muballig bernama Syekh Syamsuddin. Penamaan sunan Giri Kusuma mungkin juga terkena pengaruh ajaran sunan Giri
Di Kalimantan selatan pada abad XVI M masih ada kerajaan Hindu antara lain kerajaan Banjar, kerajaan Negaradipa, kerajaan Kahuripan, kerajaan Daha. Kerajaan ini berhubungan dengan kerajaan Majapahit.
Ketika kerajaan demak berdiri, para pemuka di Demak segera menyebarkan agama islam ke Kalimantan selatan. Raja Bandar Raden Samudra masuk agama islam dan mengganti nama dengan Suryatullah. Sultan Suryatullah dengan bantuan Demak dapat mengalahkan kerajaan Majapahit. Setelah itu agama Islam semakin berkembang di Kalimantan.
5. Perkembangan islam di Maluku dan pulau-pulau sekitar
Raja Ternate yang pertama-tama memeluk agama islam ialah Sultan Mahrum (1465-1486). Penggantinya adalah Sultan Zainul Abidin seorang raja yang sangat besar jasanya di Maluku dan Irian, bahkan sampai ke philipina. Raja Tidore Jamaluddin, demikian juga raja Jailolo masuk agama islam dan mengganti nama menjadi Sultan Hasanuddin. Selanjutnya raja Bacan pada tahun 1520 masuk islam bernamakan sultan Zainal Abidin. Penyair agama islam di Maluku, Sulawesi, dan Jawa mengikuti alur perdagangan. Bahkan sultan Giri berhasil mengikat perjanjian dengan raja Teluk Lombok, Subawa dan Bima untuk mengakui kekuasaan sunan GIri.
Perkembangan islam tidak hanya tergantung pada raja-raja, tetapi peran muballig juga menentukan. Pada abad XVII muncul ulama-ulama besar seperti Hamzah Fansuri, Abdur Rauf Singkil, Syekh Nuruddin Ar Raniri yang letiganya dari Aceh dan Syekh Yusuf Tajul Khlawati dari Makasar. Pada abad itu umat Islam menghadapi penjajah Belanda dengan membawa agama Nasrani dan menyebarkan agama itu agar di Peluk oleh rakyat yang telah beragama islam. 

C. Kebijakan-kebijakan Belanda
a. Masa Penjajahan Belanda
Sebagai penjajah pada umumnya mereka pikiran Achiavelli yang menyatakan "agama sangat diperlukan bagi pemerintah penjajah, dipakai untuk menjinakkan dan menaklukan rakyat aliran agama yang dianggap palsu oleh pemeluk agama yang bersangkutan harus di bawa untuk memecah belah dan agar mereka berbuat untuk mencari bantuan kepada pemerintah, salain itu janji dengan rakyat tak perlu ditepati jika merugikan dan tujuan dapat menghalalkan segala cara  
b. Masa Penjajahan Jepang
Adapun kebijakan-kebijakan Jepang terhadap pendidikan islam yaitu sebagai berikut :
1. Kantor urusan agama dimasa Jepang disebut Kantor Sumubi yang di pimpin oleh ulama islam sendiri
2. Pondok pesantren yang besar-besar sering mendapat kunjungan dan bantuan-bantuan dari Jepang.
3. Sekolah negeri di beri pelajaran budi pengerti yang isinya identik dengan ajaran agama.
4. Pemerintah mengizinkan berdirinya sekolah tinggo islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H Wahid Hasyim, Kahar Muzakir dan Bung Hatta.
5. Para ulama' islam bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin Nasionalisme di izinkan membentuk barisan membela tanah air

D. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dalam Pendidikan Islam.
Di tengah-tengah berkobarnya revolusi fisik pemerintah RI tetap membina pendidikan agama pada khususnya. Pembinaan pendidikan agama itu secara formal institusional dipercayakan kepada Departemen agama dan Departemen P dan K (Dep dik Duk) oleh karena itu maka dikeluarkan peraturan bersama antara Departemen tersebut untuk mengelola pendidikan agama di sekolah-sekolah umum negeri (negeri dan swasta)
Pada tahun 1950 di bina kedaulatan Indonesia telah pulih untuk seluruh Indonesia, maka rencana pendidikan agama untuk seluruh wilayah Indonesia makin di sempurnakan dengan di bentuknya panitia bersama yang di pimpin oleh Prof. Mahmud Yunus dari Departemen Agama dan Mr. Hadi dari Departemen P dan K hasil dari panitia itu SKB yang dikeluarkan pada bulan Januari 1945. isinya adalah:
1. Pendidikan agama di berikan mulai kelas IV sekolah rakyat
2. Di daerah-daerah yang masyarakat agamanya kuat, maka pendidikan agama di berikan mulai kelas I SR dengan catatan tidak berkurang dibandingkan dengan sekolah lain yang pendidikan agamanya diberikan kelas IV.
3. Di sekolah lanjutan tingkat pertama dan tingkat atas (umum dan juruan)
4. Pendidikan agama di berikan pada murid-murid sedikitnya 10 orang dalam satu kelas dan mendapatkan izin dari orang tuanya.
Pengakuan guru agama, biaya pendidikan agama dan materi pendidikan agama di tanggung oleh Departemen Agama. 



BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kajian pustaka di atas maka dapat di simpulkan yaitu sebagai berikut:
a. Islam masuk ke Indonesia, ada beberapa pendapat yang hingga kini masih di perdebatkan di antaranya adalah pendapat Snouck Hurgronje menyatakan bahwa islam masuk ke Indonesia dari wilayah-wilayah dia anak Benua India yakni pada abad ke 12-13 M. yang kedua berpendapat bahwa tanah Persia merupakan awal islam datang langsung dari Mekkah dan Madinah yaitu pada abad ke 12-13, melainkan pada awal ke-7 M
b. Perkembangan islam di Indonesia dari :
Perkembangan islam di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan di Maluku dan pulau-pulau sekitarnya.
c. Kebijakan-kebijakan pemerintah Belanda dan Jepang dalam pendidikan islam di Indonesia, bangsa Belanda juga mendukung tentang pendidikan islam di Indonesia akan tetapi, hanya di jadikan alat untuk menghancurkan rakyat aliran islam.
d. Kebijakan-kebijakan pemerintah RI dalam pendidikan islam ini tetap membina dalam perkembangan dan pertumbuhan pendidikan islam, sehingga pemerintah membuat peraturan yang untuk perkembangan tersebut.
 
B. Saran-saran
Kami selaku tim penyusun makalah ini menyarankan untuk tidak mempunyai sifat iri dan sombong, walaupun kita termasuk makhluk yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk yang lain, setelah anda membaca makalah ini, hendaknya saudara mampu mengambil hikmah dari makalah ini yang kami buat sehingga kita dapat mengurangi rasa jenuh dan lupa dan kami selaku insan yang tak lepas dari salah. Maka kami sangat mengharap kritik konstruktif apabila makalah ini kurang sempurna



DAFTAR PUSTAKA

Subchi Imam. Sejarah Pendidikan Islam. PT. Listafariska Putra Jakarta, 2006.
Depak RI. Pendidikan Agama Islam. Jakarta Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 2000.

Depak RI. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam 1996/1997.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar