Powered By Blogger

Minggu, 10 Juli 2011

fielnot hasil observasi kpm desa kramat 2011

Lampiran lembaran fielnot hasil observasi
Materi : Transek
Informan : Pak Narto / Tokoh Masyarakat
Lokasi : Sawah / Dusun Penanggun Timur
Hari/Tangal : Minggu/10 Juli 2011
Jam : 09:00 – 11:00

Pada jam 09:00 setelah makan pagi saya dengan teman-teman kelompok dusun penanggun timur berangkat ke lokasi dengan berjalan kaki walau matahari mencengkram ubun-ubun. Hampir sampai ke perbatasan timur penangun timur saya dan teman-teman istirahat untuk menghilangkan lelah di kobhung kecil dipinggii jalan umum, hampir + 5 menit kemudian saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke utara lewat gank kecil, tak lama kemudian saya melihat pak Narto yang sedang nyiram tembakaunya, kami menghampirinya beliau dan temannya menganggap kedatangan kita tidak lain untuk memberikan bantuan (uang). Tak lama kemudian terjadilah pembincangan diantara kami:
Abdul Rahman : Maaf pak mengganggu, lagi ngapain pak?
Pak Narto : Dak apa-apa dek, ini lagi nyiram tembakau.
Abdul Rahman : Ow..oh ya pak bulan ini musim apaan pak disini?
Pak Narto : Ya, tembakau sama blungkak itu, tapi disebalah utara sana ada yang nanam padi.
Abdul Rahman : Kenapa bapak tak tanam padi juga pak?
Pak Narto : Disini airnya ngambil dari sumur ini, kalau disana itu airnya pakai sanyu ngambil dari somber, jadi subur kalau tanam padi.
Abdul Rahman : Oh gitu ya pak, sudah berapa kali panen tembakaunya pak?
Pak Narto : Masih belum panen, ya cumin ini saja, tapi kalau yang sebelah baratnya itu sudah dua kali, soalnya bibitnya dia dari gudang garam, 1 minggu dikontrol sama petugas, kalau saya tidak dek.
Abdul Rahman : Sekarang harganya tembakau mahal ya pak?
Pak Narto : Al-hamdulillah lumayan mahal dibandingkan tahun yang lalu.
Abdul Rahman : Kira-kira 34 ribu-an ya pak?
Pak Narto : Ya sekitar itu dek.
Sudah hampir 15 menit saya dan teman-teman membantu pak narto menyiram tembakaunya, ada yang menimba air ke sumurnya ada pula yang menyiramnya sambil berbincang-bincang dengan beliau. Beliau juga mempunyai seorang putri yang sekarang masih kuliah di akbid UIM Pamekasan semester 6, dan katanya sekarang juga kpm,
saya tidak bisa memberikan warisan harta kepada putri saya, saya cuman hanya memberikan warisan ilmu kepadanya siapa tahu putriku nanti bisa jadi orang yang sukses tidak seperti saya, ungkapnya (Pak Narto).

Dengan berjalannya waktu sehingga kita memakan waktunya pak narto selama 20 menit lamanya, maka kemudian saya takut mengganggu pekerjannya bapak narto, maka saya dan teman-teman saya pamit untuk melanjutkan perjalanan menelusuri wilayah penanggun timur, dan akhirnya putuslah dialog antara kami.

Catatan Refleksi
Pak Narto merupakan salah satu tokoh masyarakat yang mempunyai semangat hidup demi merubah pola kehidupannya terutama masa depan putrinya, dari hasil panen sawahnya beliau mensekolahkan putrinya sampai kejenjang yang lebih tinggi, tidak lain hanyalah demi masa depan putrinya, mewariskan harta pada putra-putri kita lebih baik mewariskan ilmu sebab ilmu lebih penting dari pada harta unkapnya.

Pertanyaan Lanjutan
Apakah masyarakat penaggun timur membiarkan anak-anaknya tidak melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi?.

Jumat, 20 Mei 2011

Perjalanan seorang perempuan TKW

Perjalanan seorang perempuan TKW
Berangkat dari sebuah cerita nyata tentang seorang perempuan yang mengadu nasip diluar kampung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya demi membantu keluarganya, bapak, ibu dan meninggalkan 5 saudara-saudaranya itu tidak lain hanya ingin mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh kakak dan adek-adeknya, terutama cita-cita seorang ibu yang ingin melihat masa depan diantara putra-putrinya agar menjadi seperti orang-orang yang sukses dilingkungan sekitarnya.
Niat awal sang perempuan mempunyai inisiatif baik tentang keberangkatannya menuju luar negeri arab saudi, dia berharap ini satu-satunya cara agar dia bisa merubah masa depan keluarganya dan membahagiakan keluarganya terutama pada kakak dan adeknya yang mempunya sebuah cita-cita tinggi, namun pada ketika itu dia sampai di lingkungan barunya hari demi hari, minggu-keminggu, bulan ke bulan, bahkan tahun sekalipun masih saja tak menemukan titik terang yang menunjukkan jalan menuju impiannya.
Pada bulan ke dua sang perempuan itu masuk hari pertama dia bekerja di salah satu pembantu rumah tangga begitu semangatnya dia bekerja buntang-banting tulang setiap waktu demi mencapai impian yang diharapkannya.
Seusai bergantinya hari demi hari sang perempuan sudah tumbuh kegelisahan dalam hidupnya saat awal dia menerima tegoran dari bibienya yang membawa dia ke arab saudi, namun semangat yang dimiliki tak ada satupun yang patah bahkan dia semakin mendapat motivasi atas sikap bibienya.
Lalu keesokan harinya dia dipelakukan sama dengan hari-hari sebelumnya bahkan tambah parah, dia diperlakukan tidak sewajarnya dia disiksa dan dipukul diambil uang yang didapatkan setalah pulang dari majikannya, perlakukan itu terus menimpanya, pada akhirnya sang ibu merasakan rasa sakit yang diderita oleh anaknya di arab saudi, namun sikap orang tua hanya memberikan widangan kesejukan jiwanya dia disuruh bersabar dalam menghadapi semua itu.
Beberapa tahun kemudian dia kabur dari bibienya sebab dia tak menemukan kebahagiannya saat dia bersamanya hanya siksa dan penderitaan yang mencengkram setiap waktu, walaupun dia bersama bibienya adek dari bapak kandungan sendiri. Setelah itu dia mendapatkan ketenangan jiwa yang sekian lama tersiksa dalam hidup dan akhirnya pun dia mendapatkan pemuja hatinya dan dia kawin sampai akhiran dia pulang ke kampung halaman dengan perut yang digendung putra-putra dalam 8 bulan di kandungan.
Sekian.